Serba-Serbi Hipnosis

Hasil gambar untuk hipnoseSeperti pertanyaan beberapa orang ketika Saya katakan bahwa terapi Saya berbasis hipnosis. ”Apakah nanti Saya bisa bangun lagi? Tanya seorang kawan dalam sesi hipnoterapi. Untuk lebih jelasnya bisa Kita urai pertanyaan-pertanyaan seKitar hipnosis tadi.

Apakah Bisa Bangun Lagi?
Kita mulai dari pertanyaan yang terlontar tadi, apakah seseorang yang mengalami hipnosis bisa tidak bangun lagi? Pada dasarnya kondisi trance atau hipnosis adalah kondisi tubuh dan pikiran tertentu yang berbeda dengan kondisi saat sadar. Kondisi lain adalah saat seseorang tertidur. Trance hipnosis berbeda denga kondisi sadar maupun kondisi tertidur, dalam skala Elektro Encepalografi (EEG) kondisi terjaga ditandai dengan gelombang betha dalam otak seseorang, sementara kondisi tidur ditandai dengan gelombang delta. Kondisi terhipnosis seseorang dalam gelombang tetha. Kondisi seseorang bisa bergeser dari satu gelombang ke gelombang lain. Sehingga seseorang yang terhipnosis bisa bergeser ke bangun maupun tidur. Maka jika seseorang terhipnosis bisa saja kembali terjaga atau malah tertidur. Dalam proses hipnosis sendiri ada saat seorang hipnotis atau hipnoterapis membangunkan subyek melalui langkah yang disebut emerging atau terminasi.


Apakah Penghipnosis Bisa mengontrol subyeknya?
Pada dasarnya setiap hipnosis adalah self hypnosis, artinya si subyeklah yang mengontrol dirinya, bukan si penghipnosis. Sehingga subyek dalam hipnosis bisa mengukuti atau menolak sugesti yang diberikan. Untuk itulah sugseti yang diberikan bisa ditolak jika teryata bertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh subyek.

Apakah Hipnosis menggunakan unsur klenik atau mistis?
Jangan pandang mata seorang penghipnotis, kalau tak mau dihipnotis,” begitu seringkali Kita mendengar nasihat orang.
Apalagi saat kejahatan hipnotis marak terjadi. Seolah-olah mata penghipnotis memiliki kekuatan gaib yang bisa mengontrol orang lain. Bahkan tudingan hipnosis sebagai kekuatan magis atau mistis dan berbau klenik sering terlontar. Faktanya, hipnotis adalah sebuah seni komunikasi. Dengan struktur dan pola komunikasi tertentu sang hipnotis dapat memandu subyek untuk relaksasi atau masuk trance.
Sejarah panjang hipnotisme sudah dimulasejak jaman Mesir kuno. Hipnosis digunakan sebagai metode penyembuhan dengan mendirikan “rumah tidur” sebuah tempat yang diperuntukkan bagi penderita dalam proses penyembuhan. Tentu saja nuansa magis karena fenomena yang belum dapat diungkap secara ilmIah ini menyertai keberadaan hipnosis yang saat itu bercampur dengan keahlian nujum dan supranatural lainnya.
Melalui perkembangan ilmu pengetahuan modern dan dipraktekan serta diuji secara ilmIah, maka kini Kita tahu bahwa hipnosis adalah fenomena yang bisa dijelaskan secara rasional. Hal itu terjadi karena orang dapat mengakses pikiran bawah sadarnya, setelah critical factor seseorang ditembus. Di negara tempat hipnotisme modern berkembangyakni Amerika Serikat, hipnotis diakui oleh asosiasi medis maupun psikologi disana, dan dinyatakan aman untuk digunakan dalam terapi.

 Apakah orang yang lebih cerdas sulit dihipnosis?
Fenomena hipnosis saat orang yang memasuki trance nampak seperti orang bodoh yang dapat dikendalikan. Apalagi orang lebih sering melihat hipnosis dalam pertunjukan panggung, maka muncul anggapan bahwa orang yang mudah masuk kondisi trance hanya orang yang tidak pAndai. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas lebih sulit untuk masuk kondisi trance hipnosis. Faktanya tak ada korelasi antara tingkat kecerdasan tertentu dengan mudah atau sulitnya seseorang memasuki trance. Asalkan seseorang normal dan bisa berkomunikasi, maka sama peluangnya untuk memasuki trance hipnosis.
Bahwa ada perbedaan tingkat sugestibelitas pada orang yang berbeda itu lebih disebabkan oleh perbedaan sugestibelitas saja, bukan soal kecerdasan. Lebih tepatnya kemampuan seseorang untuk berimajinasi dan kebiasaan untuk menginternalisasikan diri. Seperti dalam kondisi sedang melakukan meditasi, maka akan lebih memudahkan orang memasuki trance hipnosis. Demikian juga usia seseorang berpengaruh terhadap tingkat sugestibelitas tersebut. Usia di bawah 45 tahun biasanya lebih responsif terhadap sugesti, dan usia yang lebih tua biasanya lebih sulit.
Jadi, kesimpulanya tak ada korelasi langsung antara tingkat kecerdasan seseorang dengan sugestibelitas hipnosis. Faktor lain yang memengaruhi sugestibelitas adalah kondisi psikologi seseorang, lingkungan tempat hipnosis dan kemampuan untuk fokus pada komunikasi hipnotik menentukan mudah atau sulitnya seseorang memasuki tranceDemikian juga Kita bisa melakukan pembelajaran hipnosis dengan melatih trance hipnosis. Induksi berikutnya sestelah seseorang memasuki trance hipnosis akan lebih mudah dilakukan dibandung saat pertama diinduksi.

 Apakah orang yang terhipnosis itu lemah?
“Pantas saja kena dihipnotis di jalan, karena dia lemah” demikIan bIasanya orang berkesimpulan saat menanggapi kasus kejahatan hipnotis.
Betulkan demikIan? Kita tidak mendapatkan gambaran jelas yang dimaksud lemah dalam hal ini secara fisik atau psikis yang dimaksud dalam kalimat di atas. Demikian juga bumbu kesimpulan lainya yang menyebutkan bahwa orang terkena kejahatan hipnosis biasanya jiwanya sedang kosong. Dalam hal ini juga tak jelas kosong seperti apa?
Faktanya, bagi orang yang memahami hipnosis jauh lebuh mudah untuk menghindari kejahatan hipnosis. Karena Ia tahu struktur ketika seseorang bermaksud melakukan kejahatan hipnosis. Kita sudah bisa mengendus gelagat saat orang lain melakukan pre-induksi, yang dalam pemahaman umum biasanya dilakukan dengan menepuk bahu atau menghembuskan asap rokok ke calon korban. Padahal pre-induksi biasa dilakukan dengan membuat korban lengah melalui percakapan atau perbuatan yang menyita perhatian dan pikiran calon korban.
Justru dengan memahami teknik hipnosis Kita akan lebih mudah menghindari kejahatan demikian. Karena Kita akan mengetahui gelagat yang terjadi saat bertemu seseorang di jalan atau tempat manapun. Jika benar teknis hipnosis yang digunakan, maka strukturnya dapat Kita pahami dan bagaimana menghindarinya Kita juga lebih mudah. Jadi, tudingan bahwa orang yang mudah memasuki trance hipnosis sama sekali tidak identik dengan orang yang lemah.

 Apakah hanya orang tertentu yang bisa menghipnosis?
Hipnosis adalah sebuah teknik komunikasi. Sehingga semua orang yang normal dan mampu berkomunikasi secara verbal dan juga dengan bahasa tubuhnya akan mampu melakukan induksi kepada subyek yang dimaksud. Sebagai sebuah teknik tentu seseorang harus belajar melalui berbagai cara dan juga pola belajar, sampai mampu mempraktekkan teknik tersebut. Bahkan saat ini sudah banyak pelatih hipnosis yang membuka kursus hanya dalam hitungan jam. Hanya dengan 3 sampai enam jam orang sudah bisa menguasai teknik dasar hipnosis.
Bahwa kemudian setelah belajar tingkat kemampuan hipnosis seseorang berbeda dengan orang lain, hal itu lebih disebabkan adanya kesempatan untuk mempraktekkan teknik hipnosis, serta mengembangkan kemampuan di bidang hipnosis melalu berbagai seminar atau workshop dan adanya buku-buku yang relavan yang dibaca seorang penghipnosis pemula. Praktek, diskusi dan terus belajar dan praktek lagi menjadi kunci bagi seseorang untuk dapat mengasai dan mempraktekan hipnosis dengan mahir.
Dari prakteklah kemampuan hipnosis berkembang, karena dengan praktek langsung pada subyek yang Kita temui, maka akan ada timbal balik penggunaan hipnosis. Respon dari subyek inilah yang tak bisa digantikan dengan diskusi atau seminar dan pelatihan. Setiap orang itu unik dan mereka akan merespon sesuai dengan kondisi masing-masing. Dari rangkaIan pengalaman itulah Kita bisa menggunakan teknik yang terbaik untuk Kita gunakan. Beberapa persyaratan lainnya yang juga harus dipenuhi seperti intonasi suara, sikap tubuh dan pola komunikasi lainnya.

 Apakah Hipnosis Bertentangan dengan Agama?
Memang belum ada fatwa atau anjuran resmi yang melarang hipnosis. Sebab, sebagai ilmu dan seni lainnya, hipnosis modern mendasarkan diri pada rasionalitas, sehingga tak berhubungan secara langsung dengan soal keagamaan. Namun sebagai sebuah kekuatan yang sering dituding sebagai bagian dari ilmu klenik, beberapa orang bahkan tokoh agama memandang hipnosis bertentangan dengan agama, tanpa pernah mengecek secara jelas keberadaan hipnosis yang sebenarnya. Padahal sebagai seni komunikasi, hipnosis sering secara tak sengaja atau tak disadari mereka juga menggunakan hipnosis  dalam praktek pengajaran agama maupun praktek ibadah.

Mungkin perlu lebih banyak informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat tentang hipnosis yang benar, sehingga tidak perlu mempertentangkan hipnosis dengan agama. Apalagi jika keberadaan hipnosis sebagai seni dan ilmu untuk terapi penyembuhanperbaikan dan pengembangan kepribadian seseorang. Bahkan dengan eksplorasi yang cukup, hipnosis bisa digunakan untuk mengajar dan praktek keagaamaan, sehingga akan lebih mudah mencapai kekhusukan beribadat atau menjadikan seseorang lebih berkualitas hidupnya. Intinya, hipnosis juga dapat membantu orang memiliki kehidupan beragama dan spiritual yang lebih baik.

1 comment:

  1. Baccarat: A Beginner's Guide to Baccarat
    Baccarat is a popular game played by professional players. It 메리트 카지노 고객센터 can 바카라 사이트 be played by either one of two or more players, depending on the situation. 온카지노

    ReplyDelete